
1. Pokok Pertama Tentang Suka Makan. Pokok ini termasuk induk, karena perut itu adalah sumber semua syahwat, yang dari padanya timbul bermacam-macam syahwat. Oleh karena itu banyak hadist yang menyatakan bahwa lapar dalah sangat besar faedahnya. Nabi saw bersabda: "Barang siapa yang melaparkan perutnya, maka akan menjadi besar pemikiranya da menjadi cerdas hatinya. Tidak perlu diragukan lagi bahwasanya kunci kebahagian adalah ma'rifat. Sedangkan ma'rifat itu tidak akan dapat diperoleh kecuali dengan kejernihan hati. Karenanya maka lapar itu adalah berarti mengetuk pintu sorga."
2.Pokok Kedua Tentang Berbicara. Sesungguhnya semua pekerjaan dari anggota badan itu memberi bekas kepada hati. Dalam hal ini teristimewa mulutlah yang lebih banyak memberi pengaruh, karena setiap kata yang di ucapkan oleh mulut itu akan membentuk sebuah gambar dalam hati. Apabila mulut itu berbuat dusta, maka terbentuklah didalam hati gambar yang dusta dan karenanya muka hati itu menjadi bengkok. Jika hal itu berlebih-lebihan sehingga hitam dan gelap, sehingga akhirnya banyak omongan itu membawa kepada kematian hati. Oleh karena itu Rasullah saw pernah bersabda; "Barang siapa yang beriman kepada Allah dari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam."
3. Pokok Ketiga Tentang Marah. Nabi saw bersabda: "Bukanlah orang kuat itu sebab pukulan; tetapi sesungguhnya orang yang kuat itu ialah orng yang dapat menguasai dirinya ketika marah". Dalam ayatAllah Ta'ala mencela sekali pada perbuatan orang-orang kafir yang tiada beriman, karena mereka menampakkan kesombongan yang tidak lain kecuali ditimbulkan oleh hati yang penuh kemarahan untuk membela kebatilan. Sementara itu Allh Ta'ala memuji kepada kaum yang beriman dengan sebab karunia sifat ketenangan yang dilimpahkan kepada mereka itu. Alngkah jauh perbedaan kedua sifat diatas. Yang satu menjurus kearah kebatilan dan yang lainya kearah kebenara.
4. Pokok Keempat Tentang Hasud. Ketahuilah bahwa hasud itupun merupakan buh dari pada sifat dendam yang terkutuk dan tercela. Hasud itu sendiri akan membuahkan berbagai sifat yang terkutuk dan tercela pula. Adapun hakekat hasud itu terdiri dari tiga unsur, yaitu:
1. Tidak senang terhadap kenikmatan yang ada pada orang lain.
2. Berusaha untuk menghilangkan nikmat orang lain.
3. Ingin memiliki agar kenikmatan itu berpindah kepada dirinya. Nabi saw bersabda: "Ada tiga perkara yang seorang pun tidak selamat dari padanya yaitu: menyangka, meramal dan hasud. Dan akan kuberitahukan kepadamu sekalian tentang hal yang dapat menyelamatkan dari padanya; apabila engkau menyangka, jangan engkau benarkan; apabila engkau meramal, maka langgarlah; apabila engkau hasud, maka jangan kau ikuti."
5. Pokok kelima Tentang Bakhil dan Senang Harta. Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, (yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir." (An Nisa':37)
Bakhil dan senang harta itu kedua-duanya tercela. Adapun bedanya hanya terletak pada pelakunya saja. Bagi orang yang miskin tidak menonjolkan kebakhilanya dengan menahan hartanya, tetapi ia menampakan kesenanganya pada harta. Apbila ada seorang dermawan tetapi ia senang sekali pada harta, sedang kedermawanan yang dilakukan itu dimaksudkan agar ia disebut sebagai orang yang dermawan. maka perbuatan yang demikian ini juga tercela dalam agama. Sebab hal itu akan melengahkan dia dari mengingat Allh serta menghadapkan muka hatinya kepada dunia sedemikian rupa sehingga erat sekali hubungan hatinya dengan dunia, yang menyebabakan sukarnya kematian baginya.
6. Pokok keenam Tentang Ambisi dan Gila Harta. Allah Ta'ala berfirman:"Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhisanya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu akan di rugikan. Itulah orang-orang yang tidak memeperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunka dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan."(Huud: 15-16) Lebih dulu kita maklumi, bahwa sal mula pangkat itu dalah berupa kemasyuran dan tersiar luasnya keduduk seseorang dikalangan ummat. Menginginkan menjadi orang yang ternama itu adalah tercela. tetapi kemasyuran yang dicapai tanpa diusahakan dan seolah-olah dengan takdir Allah Ta'ala sendiri, misalnya seorang yang termasyhur dalam penyiaran agamanya. maka hal ini tidaklah tercela sama sekali. Sebabnya ialah karena ia sendiri tidak memaksakan dirinya untuk mencari kemasyhuran tersebut. Jadi yang dianggap terpuji oleh agama ialah berdiam diri, tidak menonjol-nonjolkan jasa dengan tujuan supaya memperoleh kedudukan yang tinggi.
7. Pokok Ketujuh Tentang Senang Dunia. Ketahuilah bahwa senang dunia itu dalah panglkal setiap kesalahan. Sesungguhnya dunia ini diciptakan guna mencari bekal untuk menuju akhirat. Akan tetapi, banyaknya kesibukan-kesibukan dunia dan bermacam-macamnya syahwat dunialah yang melupakan orang-orang yang tolol kepada perjalanan dan maksud mereka, sehingga mereka mencukupkan cita-cita mereka pada dunia saja. Allah Ta'ala berfirman: "Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keringanan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempet tinggal(nya)."(An Naazi'at:40-41)
8. pokok Kedelapan Tentang Takabbur. Hakekat takabbur yaitu apabilaseseorang melihat dirinya melebihi orang lain dalam sifat-sifat kesempurnaan, sehimgga timulah dalam dirinya takabbur dan bersemangat untuk berbuat jahat karena sifat yang hina dan keyakinan ini. Ketahuilah bahwa takabbur itu terbagi menjadi dua: Yang batin dalah yang merupakan pekerti di dalam hati. Yang lahir ialah yang merupakan kelakuan-kelakuan yang keluar dari anggota badan. bahaya sifat takabbur itu amat besar sekali sedang kerusakan yang diakibatkannyapun sangat luar biasa hebatnya. Karena itu Nabi saw bersabda: "Aku berlindung kepada-Mu(Allah) dari datangnya takabbur yang datang tiba-tiba." Allh Ta'ala berfirman: "Demikianlah Allah mengunci mata hati orang yang sombong dan sewenang-wenang."(Al Mu'min: 35)
9. Pokok Kesembilan Tentang Ujub (kagum). Ujub artinya merasa bangga pada diri sendiri, merasa heran terhadap diri sendiri dengan sebab adanya satu dan lain hal. Diri sendiri yang dimaksud di sini adalah mengenai pribadinya, golonganya, kelompoknya atau paa saja yang dianggap erat hubungannya dengan dirinya sendiriitu. Akhlaq semacam ini adalah sangat tercela dan sama sekali tidak da kebaikanya. Allah Ta'ala berfirman :"Maka janganlah kamu menyatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertaqwa."(An Najm: 32)
10. Pokok Kesepuluh Tentang Riya(Pamer). Riya(pamer) adlah mencari kemasyhuran dan kedudukan dengan beribadah. Riya ini haram hukumnya. Orang yang melakukannya mat dibenci dan dimurkai Allah Ta'ala. Allah Ta'ala berfirman: "Maka celakalah bagi orang-orang yang shlat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shlatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan(menolong dengan) barang berguna."(Al Ma'un;4-7) Oleh sebab itu da ucapan dari sebagian alim 'ulama, bahwa keutaman amal perbuatan yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi dan rahasia itu lebih baik dari pada amal perbuatan secara terang-terangan dengan tujuh puluh lipat pahalanya.
Itulah sedikit yang dapat saya ringkas.Semoga dapat bermanfat buat pembaca blog ini guna memotivasi diri senatisa berusaha selalu membersihkan hati ini dari hal yang mengotorinya untuk mencari rahmat Allah Ta'ala selamat dunia akhirat.